Sabtu, 12 Maret 2016

Naik kereta

Kerinduanku akan naik kereta dicoba diusir dengan naik commuter line. Hahahahaha.... Jauh banget, yak... Tapi gapapa lah. Toh kereta api juga namanya...

Awalnya, kami ingin bertandang ke Depok, kerumah adik sepupuku, Ifa, dan juga keponakan mas Harry, Puthut, yang ternyata tinggal di kompleks perumahan yang sama, walau berbeda blok. Jadi, sekali dayung, dua pulau terlampaui.

Tapi kalau membayangkan macetnya jalanan menuju Depok, kok rasanya males ya naik mobil kesana. Setelah bertanya-tanya ke Ifa, akhirnya kami putuskan untuk naik commuter line, lalu disambung dengan naik angkot atau ojeg.

So... dari rumah, kami naik mobil ke Gondangdia. Mobil di parkir di area parkir pasar Gondangdia, yang berada persis didepan stasiun lalu berjalan kaki masuk stasiun. Karena kami sudah punya kartu e-money dari bank Mandiri, jadi kami tidak perlu membeli tiket kereta yang perlu pakai deposit sebesar Rp.10.000,- yang bisa di-refund di stasiun terakhir. Setiap orang perlu pegang 1 kartu e-money, ya sodara-sodara... Jadi untuk kami berdua, ya ada 2 kartu e-money.

Singkat cerita, kami berdua ketagihan naik commuter line :-D
Setelah perjalanan ke Depok itu, minggu depannya kami memutuskan naik kereta lagi, tapi kali ini ke Bekasi.

Seperti minggu sebelumnya, mobil kami parkir di pasar Gondangdia. Tapi setibanya kami di Bekasi, kok mendadak merasa enggan jalan-jalan di Bekasi. Spur of the moment, kami putuskan untuk ke Bogor saja sekalian. Jadilah, begitu tiba di Bekasi, kami langsung pindah kereta yang menuju Manggarai.
Turun di Manggarai, terus pindah kereta lagi yang menuju Bogor. Hahahahaha... norak banget, yak? Ah, bodoin amat... Hahahahaha...

Sampai di Bogor, pas saatnya makan siang. Kami bertanya-tanya, mana warung soto tempat pak Dahlan Iskan pernah makan soto. Berjalan sedikit keluar dari area stasiun, kami ketemu dengan deretan warung-warung dan gerobak-gerobak penjaja makanan

Selesai makan siang, kami menuju mushalla untuk menunaikan shalat Dhuhur. Kulihat, bangunan mushalla-nya bagus... Baru, bersih, rapi, berpendingin udara. Tapi sayang, antriannya panjang sekali. Akhirnya kami putuskan untuk shalat Dhuhur dirumah bulik Nurul, tantenya mas Harry yang tinggal di perumnas Depok Baru.

Hari Minggu berikutnya, kami ingin mencoba rute yang lainnya. Pilihannya, Serpong atau Tangerang. Kami pun memilih ke Serpong.
Kali ini, kami memulainya dari stasiun Kemayoran. Lumayan, lah. Kami bisa memarkir mobil di area parkir stasiun.

Sambil menunggu kereta yang akan membawa kami ke Tanah Abang tiba, iseng aku ngobrol dengan petugas PKD disana. Oleh yang bersangkutan, aku diarahkan untuk meng-install aplikasi Info KRL di playstore. Wah, enak banget... Kita jadi bisa tau peta rute commuter line, jadwal, dan juga posisi kereta yang sedang kita tunggu.

Ketika di Tanah Abang, kereta yang kami naiki sebenarnya adalah kereta dengan tujuan terjauh yaitu Maja. Tapi karena kami nggak mau sampai kemalaman, kami putuskan hanya akan sampai Serpong aja.

Turun di Serpong, kami sempat foto-foto sebentar sambil menunggu kereta yang akan membawa kami kembali ke Tanah Abang.

Wah... Seru juga lho, jalan-jalan naik kereta api. Kereta commuter line sekarang kondisinya sudah jauh lebih baik daripada dulu. Semua gerbongnya ber-AC. Beberapa malah ada TV hiburan yang berisikan aneka informasi menarik, mulai dari resep masakan, tips hubungan teman, bahkan soal hubungan antara anak dengan orangtua. Dan karena kami naik saat akhir pekan, kami selalu dapat tempat duduk. Tapi menurut teman yang sehari-hari menggunakan CL untuk ke kantor, saat jam kerja atau pulang kerja, suasanya bener2 padat seperti sarden. 

Semoga perkeretaapian Indonesia terus berbenah dan memperbaiki sarana dan pelayanannya pada masyarakat.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar