Selasa, 17 Februari 2015

Melacak Juhanda.


Salah seorang teman AIYEP-ku, Juhanda, adalah wakil dari Jawa Timur. Dia bertindak sebagai penghubung karena fase Indonesia kami diselenggarakan di Jember, kota asalnya. Seperti dengan kebanyakan teman-teman lain, setelah program selesai, aku kehilangan kontaknya. Aku ingiiin sekali bisa menyambung silaturrahim kami. Tapi bagaimana caranya? Aku tidak punya alamat atau nomor telepon rumahnya, karena di tahun 1988 itu, rumah orangtuanya yg di desa belum tersedia sambungan telepon.

Mungkin perlu aku ingatkan ya… Program kami itu tahun 1988, sebelum jamannya personal computer, boro2 tablet. Belum ada handphone, boro2 smartphone, android, blackberry atau iPhone. Jadi, keeping in touch means land line (teleponnya Telkom), atau surat-menyurat melalui kantor pos. That was not easy, you know…

So… Kembali ke Juhanda…
Aku ingat, saat dia mengikuti program itu, dia adalah juga aktivis HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) di kampusnya, Universitas Jember. Karena rumah orangtuanya yg cukup jauh dari kota Jember, yaitu di daerah Kencong (ucapan huruf “e”-nya seperti dalam kata “kena”), maka dia menggunakan alamat Sekretariat HMI kota Jember sebagai alamat surat-menyuratnya.

Berbekal informasi itu, aku berinisiatif mengirim sebuah surat yg aku tujukan ke Sekretaris HMI Jember saat ini (sekitar tahun 2006 atau 2007). Pikirku, semestinya, pak pos pasti tau alamat Sekretariat HMI. Jadi, di amplop surat, aku hanya menuliskan:

Kepada Yth:
Sektretaris HMI
Kota Jember,
Jawa Timur.

Adapun isi suratnya, antara lain begini:
Bahwa saya punya teman yg bersama-sama mengikuti PPIA pada tahun 1988, namanya Juhanda. Saat itu, ia adalah anggota HMI. Sekiranya HMI memiliki data-data mengenai anggotanya, mohon agar meneruskan surat ini kepadanya. Dan meminta agar dia menghubungi saya di alamat ini, nomor telepon dan HP sekian-sekian.

Dengan mengucapkan basmalah, aku mengirimkan surat itu dengan tanpa harapan sama sekali. Takut kecewa, booo…
Tapi terus terang, aku tetap berdoa agar surat tersebut dapat diterima oleh orang yg berkepentingan, dan kemudian diteruskan ke teman yg aku maksud.

Beberapa waktu berlalu…
Sekitar 5 minggu kemudian, saat aku lagi berada dirumah kakak iparku, aku mendapat telepon di HP-ku. Dari 1 nomor seluler yg tidak aku kenal. Tapi begitu si penelepon mengucapkan namaku, aku langsung tau bahwa itu Juhanda!!! Masya Allaah…

Alhamdulillaah… Aku tidak bisa tidak hanya tersenyum lebar sambil berbincang dengan dia… Allahu Akbar…

Allah berkenan menjawab doaku, dan mempertemukan kembali aku dengan teman yg sudah aku anggap seperti kakak sendiri…

Ternyata, apa yg menjadi pemikiranku saat mengirim surat itu tepat. Pak pos memang mengantarkan surat tsb ke sekretariat HMI Jember.
Anggota atau pengurus HMI Jember memang menyimpan data anggota2nya, atau memang masih berhubungan, sehingga bisa meneruskan surat itu ke mas Ju...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar