Salah
seorang teman AIYEP-ku, Juhanda, adalah wakil dari Jawa Timur. Dia bertindak
sebagai penghubung karena fase Indonesia kami diselenggarakan di Jember, kota
asalnya. Seperti dengan kebanyakan teman-teman lain, setelah program selesai,
aku kehilangan kontaknya. Aku ingiiin sekali bisa menyambung silaturrahim kami.
Tapi bagaimana caranya? Aku tidak punya alamat atau nomor telepon rumahnya,
karena di tahun 1988 itu, rumah orangtuanya yg di desa belum tersedia sambungan
telepon.
Mungkin
perlu aku ingatkan ya… Program kami itu tahun 1988, sebelum jamannya personal
computer, boro2 tablet. Belum ada handphone, boro2 smartphone, android,
blackberry atau iPhone. Jadi, keeping in touch means land line (teleponnya Telkom),
atau surat-menyurat melalui kantor pos. That was not easy, you know…
So…
Kembali ke Juhanda…
Aku
ingat, saat dia mengikuti program itu, dia adalah juga aktivis HMI (Himpunan
Mahasiswa Islam) di kampusnya, Universitas Jember. Karena rumah orangtuanya yg
cukup jauh dari kota Jember, yaitu di daerah Kencong (ucapan huruf “e”-nya
seperti dalam kata “kena”), maka dia menggunakan alamat Sekretariat HMI kota
Jember sebagai alamat surat-menyuratnya.
Berbekal
informasi itu, aku berinisiatif mengirim sebuah surat yg aku tujukan ke
Sekretaris HMI Jember saat ini (sekitar tahun 2006 atau 2007). Pikirku,
semestinya, pak pos pasti tau alamat Sekretariat HMI. Jadi, di amplop surat,
aku hanya menuliskan:
Kepada Yth:
Sektretaris HMI
Kota Jember,
Jawa Timur.
Sektretaris HMI
Kota Jember,
Jawa Timur.
Adapun
isi suratnya, antara lain begini:
Bahwa
saya punya teman yg bersama-sama mengikuti PPIA pada tahun 1988, namanya
Juhanda. Saat itu, ia adalah anggota HMI. Sekiranya HMI memiliki data-data
mengenai anggotanya, mohon agar meneruskan surat ini kepadanya. Dan meminta
agar dia menghubungi saya di alamat ini, nomor telepon dan HP sekian-sekian.
Dengan
mengucapkan basmalah, aku mengirimkan surat itu dengan tanpa harapan sama
sekali. Takut kecewa, booo…
Tapi
terus terang, aku tetap berdoa agar surat tersebut dapat diterima oleh orang yg
berkepentingan, dan kemudian diteruskan ke teman yg aku maksud.
Beberapa
waktu berlalu…
Sekitar
5 minggu kemudian, saat aku lagi berada dirumah kakak iparku, aku mendapat
telepon di HP-ku. Dari 1 nomor seluler yg tidak aku kenal. Tapi begitu si
penelepon mengucapkan namaku, aku langsung tau bahwa itu Juhanda!!! Masya Allaah…
Alhamdulillaah…
Aku tidak bisa tidak hanya tersenyum lebar sambil berbincang dengan dia… Allahu
Akbar…
Allah
berkenan menjawab doaku, dan mempertemukan kembali aku dengan teman yg sudah
aku anggap seperti kakak sendiri…
Ternyata, apa yg menjadi pemikiranku saat mengirim surat itu tepat. Pak pos memang mengantarkan surat tsb ke sekretariat HMI Jember.
Anggota atau pengurus HMI Jember memang menyimpan data anggota2nya, atau memang masih berhubungan, sehingga bisa meneruskan surat itu ke mas Ju...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar