Sabtu, 07 Februari 2015

What have I done?

Pada suatu hari Kamis, waktu pengajian, pak udztad menceritakan suatu kisah nyata, mengenai seorang tukang becak di Bekasi. Sebut saja namanya pak Amin.


Sebagai seorang tukang becak, bisa dibilang pak Amin ini masuk kategori seorang miskin. Beliau memiliki pekerjaan, tapi untuk makan hari ini, beliau harus bekerja dulu. Besok mau makan apa, ya tergantung bagaimana besok.
Tapi dengan pendapatan yg tidak seberapa, pak Amin tetap ingin bisa bersedekah dan berinfaq. Namun apa yg bisa disedekahkan atau diinfaqkan, wong untuk makan sehari2 saja, belum tentu uang hasil menarik becaknya cukup.


Akhirnya, pak Amin memutuskan untuk bersedekah dan berinfaq sesuai dengan kemampuannya dan profesinya, yaitu menarik becak. Pak Amin memutuskan akan mengantar penumpang ke tempat yg diinginkan secara gratis, pada setiap hari Jumat.


Beliau melakukan hal itu terus menerus, selama tiga tahun. Setiap hari Jumat, setiap penumpang yg naik becaknya, tidak dipungut biaya.
Sampai suatu hari, pak Amin mendapatkan penumpang seorang Bapak yg mau pergi ke pasar. Tarif sewanya biasanya Rp.10.000,-. Saat turun, si penumpang memberikan uang sebesar Rp.100.000,- seraya berkata, "Nggak usah pake kembalian, Pak. Itu untuk Bapak saja."


Tapi karena pak Amin sudah berniat, maka uang sebesar itu ditolaknya sembari memberi tahu bahwa setiap hari Jumat, dia mengikhlaskan uang sewanya sebagai bentuk sedekah dan infaq-nya.


Rupanya si Bapak penumpang itu terpesona, namun juga penasaran. Hari Jumat minggu depannya, beliau naik becak pak Amin lagi. Kali ini, beliau memberi uang sebesar Rp.300.000,-. Sekali lagi, pak Amin menolaknya dg halus.


Kemudian, si bapak penumpang ini minta diantar kerumah pak Amin. Diajaklah penumpang ini melihat tempat tinggalnya, rumah gedek (anyaman bambu) berlantai tanah dg atap potongan2 seng yg bocor bila hujan.


Terharu, Bapak penumpang meminta fotokopi KTP pak Amin. Bingung, tapi pak Amin memberikan apa yg diminta. Ternyata, Bapak penumpang ini membelikan rumah utk keluarga pak Amin.

Subhanallaah...

Sungguh, cerita ini menyentil hati kecilku.
Apa yg sudah aku lakukan selama hidupku ini? 
Apakah aku sudah berguna utk orang2 yg ada di sekelilingku?
Sudah seberapa banyak "tabungan"ku utk di akhirat nanti?

Ya Allah, ampuni hamba yg sudah menyia-nyiakan hidup... Hamba sering lupa bersyukur

Tidak ada komentar:

Posting Komentar